Sabtu, 25 Februari 2012

Fhoto Mother Teresa












Mother Teresa


Bunda Teresa, seorang yang memberi hatinya untuk melayani di tengah-tengah masyarakat miskin di India.
Dilahirkan di Skopje, Albania pada 26 Agustus 1910, Bunda Teresa merupakan anak bungsu dari pasangan Nikola dan Drane Bojaxhiu. Ia memiliki dua saudara perempuan dan seorang saudara lelaki. Ketika dibaptis, ia diberi nama Agnes Gonxha. Ia menerima pelayanan sakramen pertamanya ketika berusia lima setengah tahun dan diteguhkan pada bulan November 1916.

Ketika berusia delapan tahun, ayahnya meninggal dunia, dan meninggalkan keluarganya dengan kesulitan finansial. Meski demikian, ibunya memelihara Gonxha dan ketiga saudaranya dengan penuh kasih sayang. Drane Bojaxhiu, ibunya, sangat memengaruhi karakter dan panggilan pelayanan Gonxha.
Ketika memasuki usia remaja, Gonxha bergabung dalam kelompok pemuda jemaat lokalnya yang bernama Sodality. Melalui keikutsertaannya dalam berbagai kegiatan yang dipandu oleh seorang pastor Jesuit, Gonxha menjadi tertarik dalam hal misionari. Tampaknya hal inilah yang kemudian berperan dalam dirinya sehingga pada usia tujuh belas, ia merespons panggilan Tuhan untuk menjadi biarawati misionaris Katolik.
Pada tanggal 28 November 1928, ia bergabung dengan Institute of the Blessed Virgin Mary, yang dikenal juga dengan nama Sisters of Loretto, sebuah komunitas yang dikenal dengan pelayanannya di India. Ketika mengikrarkan komitmennya bagi Tuhan dalam Sisters of Loretto, ia memilih nama Teresa dari Santa Theresa Lisieux.

Suster Teresa pun dikirim ke India untuk menjalani pendidikan sebagai seorang biarawati. Setelah mengikrarkan komitmennya kepada Tuhan, ia pun mulai mengajar pada St. Mary's High School di Kalkuta. Di sana ia mengajarkan geografi dan katekisasi. Dan pada tahun 1944, ia menjadi kepala sekolah St. Mary.
Akan tetapi, kesehatannya memburuk. Ia menderita TBC sehingga tidak bisa lagi mengajar. Untuk memulihkan kesehatannya, ia pun dikirim ke Darjeeling.
Dalam kereta api yang tengah melaju menuju Darjeeling, Suster Teresa mendapat panggilan yang berikut dari Tuhan; sebuah panggilan di antara banyak panggilan lain. Kala itu, ia merasakan belas kasih bagi banyak jiwa, sebagaimana dirasakan oleh Kristus sendiri, merasuk dalam hatinya. Hal ini kemudian menjadi kekuatan yang mendorong segenap hidupnya. Saat itu, 10 September 1946, disebut sebagai "Hari Penuh Inspirasi" oleh Bunda Teresa.
Selama berbulan-bulan, ia mendapatkan sebuah visi bagaimana Kristus menyatakan kepedihan kaum miskin yang ditolak, bagaimana Kristus menangisi mereka yang menolak Dia, bagaimana Ia ingin mereka mengasihi-Nya.

Pada tahun 1948, pihak Vatikan mengizinkan Suster Teresa untuk meninggalkan ordonya dan memulai pelayanannya di bawah Keuskupan Kalkuta. Dan pada 17 Agustus 1948, untuk pertama kalinya ia memakai pakaian putih yang dilengkapi dengan kain sari bergaris biru.
Ia memulai pelayanannya dengan membuka sebuah sekolah pada 21 Desember 1948 di lingkungan yang kumuh. Karena tidak memiliki dana, ia membuka sekolah terbuka, di sebuah taman. Di sana ia mengajarkan pentingnya pengenalan akan hidup yang sehat, di samping mengajarkan membaca dan menulis pada anak-anak yang miskin. Selain itu, berbekal pengetahuan medis, ia juga membawa anak-anak yang sakit ke rumahnya dan merawat mereka.

Tuhan memang tidak pernah membiarkan anak-anak-Nya berjuang sendirian. Inilah yang dirasakan oleh Bunda Teresa tatkala perjuangannya mulai mendapat perhatian, tidak hanya individu-individu, melainkan juga dari berbagai organisasi gereja.

Pada 19 Maret 1949, salah seorang muridnya di St. Mary bergabung dengannya. Diinspirasi oleh gurunya itu, ia membaktikan dirinya untuk pelayanan kasih bagi mereka yang sangat membutuhkan.
Segera saja mereka menemukan begitu banyak pria, wanita, bahkan anak-anak yang sekarat. Mereka telantar di jalan-jalan setelah ditolak oleh rumah sakit setempat. Tergerak oleh belas kasihan, Bunda Teresa dan rekan barunya itu pun menyewa sebuah ruangan untuk merawat mereka yang sekarat.
Pada tanggal 7 Oktober 1950, Missionary of Charity didirikan di Kalkuta. Mereka yang tergabung di dalamnya pun semakin teguh untuk melayani dengan sepenuhnya memberi diri mereka untuk melayani kaum termiskin di antara yang miskin. Mereka tidak pernah menerima pemberian materi apa pun sebagai balasan atas pelayanan yang mereka lakukan.

Pada awal 1960-an, Bunda Teresa mulai mengirimkan suster-susternya ke daerah-daerah lain di India. Selain itu, pelayanan dari Missionary of Charity mulai melebarkan sayapnya di Venezuela (1965), yang kemudian diikuti oleh pembukaan rumah-rumah di Ceylon, Tanzania Roma, dan Australia yang ditujukan untuk merawat kaum miskin.

Setelah Missionary of Charity, sejumlah yayasan pun didirikan untuk memperluas pelayanan Bunda Teresa. Yang pertama ialah Association of Coworkers sebagai afiliasi dari Missionary of Charity. Asosiasi ini sendiri di setujui oleh Paus Paulus VI pada 26 Maret 1969. Meskipun merupakan afiliasi Missionary of Charity, asosiasi ini memiliki anggaran dasar tersendiri.
Selama tahun-tahun berikutnya, dari semula melayani hanya dua belas, Missionary of Charity berkembang hingga dapat melayani ribuan orang. Bahkan 450 pusat pelayanan tersebar di seluruh dunia untuk melayani orang-orang miskin dan telantar. Ia membangun banyak rumah bagi mereka yang menderita, sekarat, dan ditolak oleh masyarakat, dari Kalkuta hingga kampung halamannya di Albania. Ia juga salah satu pionir yang membangun rumah bagi penderita AIDS.

Berkat baktinya bagi mereka yang tertindas, Bunda Teresa pun mendapatkan berbagai penghargaan kemanusiaan. Pada tahun 1979, ia menerima John XXIII International Prize for Peace. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Paus Paulus VI. Pada tahun yang sama, ia juga memperoleh penghargaan Good Samaritan di Boston.
Setelah mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun di India, tentu saja pemerintah India tidak menutup mata akan pelayanannya. Maka pada tahun 1972, Bunda Teresa menerima Pandit Nehru Prize.
Setahun kemudian, ia menerima Templeton Prize dari Pangeran Edinburgh. Ia terpilih untuk menerima penghargaan tersebut dari dua ribu kandidat dari berbagai negara dan agama oleh juri dari sepuluh kelompok agama di dunia.

Puncaknya ialah pada tahun 1979 tatkala ia memperoleh hadiah Nobel Perdamaian. Hadiah uang sebesar $6.000 yang diperolehnya disumbangkan kepada masyarakat miskin di Kalkuta. Hadiah tersebut memungkinkannya untuk memberi makan ratusan orang selama setahun penuh. Ia berkata bahwa penghargaan duniawi menjadi penting hanya ketika penghargaan tersebut dapat membantunya menolong dunia yang membutuhkan.
Pada tahun 1985, Bunda Teresa mendirikan pusat rehabilitasi pertama agi korban AIDS di New York. Menyusul kemudian sejumlah rumah penampungan yang didirikan di San Fransisco dan Atlanta. Berkat upayanya ini, ia mendapatkan Medal of Freedom.
Pelayanan Bunda Teresa sama sekali tidak mengenal batas. Dipupuk di kampung halamannya, ia mengawali pelayanan di India. Dari India, pelayanannya meluas hingga ke seluruh penjuru dunia. Ia, di antaranya, berkunjung ke Etiopia untuk menolong korban kelaparan, korban radiasi di Chernobyl, dan korban gempa bumi di Armenia.

Memasuki tahun 1990-an, kondisi tubuh Bunda Teresa tidak mengizinkannya melakukan aktivitas yang berlebihan, khususnya setelah serangan jantung pada 1989. Kesehatannya merosot, sebagian karena usianya, sebagian karena kondisi tempat tinggalnya, sebagian lain dikarenakan perjalanannya ke berbagai penjuru dunia. Menyadari kondisi kesehatannya yang demikian, Bunda Teresa meminta Missionary of Charity untuk memilih penggantinya. Maka, pada 13 Maret 1997, Suster Nirmala terpilih untuk meneruskan pelayanan Bunda Teresa.
Bunda Teresa akhirnya meninggal dunia pada tanggal 5 September 1997 dalam usia 87 tahun. Berbagai petinggi dari 23 negara menghadiri pemakamannya. Upacara pemakaman diadakan pada 13 September 1997, di Stadion Netaji, India, yang berkapasitas 15.000 orang. Atas kebijakan Missionary of Charity, sebagian besar yang menghadiri upacara tersebut adalah orang-orang yang selama ini dilayani oleh Bunda Teresa.


Mengasihi harus menjadi perbuatan yang sedemikian biasa bagi kita sebagaimana hidup dan bernafas, hari demi hari sampai ajal menjelang (Mother Teresa)

Satu hal yang saya minta dari Anda: jangan pernah takut untuk memberi, tetapi jangan memberi dari kelebihan Anda. Berikan dimana hal itu sukar bagi Anda (Mother Teresa)

Berdoalah dengan keindahan doa anak kecil, dengan hasrat yang paling dalam untuk mengasihi dengan sungguh-sungguh dan untuk menyatakan kasih kepada orang yang tidak dikasih (Mother Teresa)

Kita tidak dapat menempatkan diri kita langsung di hadirat Allah tanpa membuat jiwa dan raga kita sepenuhnya berdiam diri (Mother Teresa)
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud tersembunyi di balik perbuatan baik yang engkau lakukan itu. Tetapi tetaplah berbuat baik.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan teman-temanmu iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

Apa yang engkau bangun selama bertahun-tahun dapat dihancurkan oleh orang lain dalam satu malam saja. Tetapi janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi teruslah berbuat baik (Mother Teresa).
Berikan yang terbaik dari apa yang engkau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi tetaplah berikan yang terbaik. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atas perbuatan baik yang engkau lakukan. Percayalah bahwa mata TUHAN tertuju pada orang-orang yang jujur dan DIA melihat ketulusan hatimu (Mother Teresa)

Kata-Kata Mother Teresa:
Hidup adalah kesempatan, manfaatkanlah.
Hidup adalah keindahan, kagumilah.
Hidup adalah kebahagiaan, nikmatilah.
Hidup adalah mimpi, sadarlah.
Hidup adalah tantangan, hadapilah.
Hidup adalah kewajiban, selesaikanlah.
Hidup adalah permainan, mainkanlah.
Hidup adalah sebuah janji, penuhilah.
Hidup adalah penderitaan, atasilah.
Hidup adalah kidung, nyanyikanlah.
Hidup adalah perjuangan, terimalah.
Hidup adalah tragedi, berjuanglah.
Hidup adalah petualangan, beranilah.
Hidup adalah keberuntungan, lakukanlah.
Hidup terlalu berharga, jangan dihancurkan.
Hidup adalah hidup, berjuanglah untuknya! 

Amin.

Jalan Salib


Tanda Salib dan Salam

Kata Pengantar, misalnya:
P. Saudara-saudara terkasih, pada hari ini kita berkumpul untuk merenungkan sengsara Tuhan kita Yesus Kristus. Dengan mengenangkan kembali kesengsaraan Tuhan Yesus, kita ingin makin menyadari betapa besar kasih Allah kepada kita. Kecuali itu, kita berharap dapat makin sadar akan segala dosa yang sering kita lakukan, sebab dosa-dosa kitalah yang menyebabkan Tuhan Yesus menderita sengsara sampai wafat di kayu salib.

Doa Pembukaan
P. Marilah kita berdoa (Hening): Allah, Bapa yang Mahabaik, kami bersyukur kepada-Mu, karena pada hari ini kami Kau kumpulkan. Lewat Jalan salib ini kami ingin mengenangkan kembali Yesus Kristus, yang menderita sengsara demi keselamatan kami.

Semoga Roh Kudus yang Kau curahkan ke dalam hati kami, membuat kami semakin menyadari betapa besar cinta-Mu kepada kami.

Maka lewat Jalan salib ini ajarlah kami, agar kami tidak takut mencintai Engkau dan sesama kami, demi  Yesus Kristus, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, mendampingi hidup kami, kini dan sepanjang masa.

U. Amin.

Perhentian 1 : Yesus dijatuhi Hukuman mati

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Sesudah ditangkap, Yesus mula-mula dihadapkan ke sidang mahkamah agama. Pada keesokan harinya Ia dibawa ke Pengadilan Pilatus. Pilatus bertanya kepada orang-orang Yahudi, “Apakah tuduhanmu terhadap orang ini?” Mereka menjawab dengan mengajukan saksi-saksi dusta. Kemudian Pilatus masuk ke dalam Gedung Pengadilan dan memanggil Yesus untuk ditanyai tentang tuduhan mereka.

Tetapi Pilatus tidak menemukan kesalahan apapun seperti yang dituduhkan mereka pada Yesus. Maka Pilatus berusaha melepaskan Yesus, namun oleh desakan para tua-tua, ahli-ahli Taurat dan seluruh rakyat, Pilatus menjatuhkan hukuman mati: Ia menyerahkan Yesus kepada rakyat Yahudi untuk disalibkan (Bdk. Yoh 18:38-19:16).

“Salib bagi orang-orang yang akan binasa memang merupakan kebodohan, tetapi bagi kita yang diselamatkan salib adalah kekuatan Allah.” (1Kor 1:18)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas pengurbanan-Mu demi keselamatan kami. Demi kami Engkau telah setia kepada kehendak Bapa kendati Engkau harus menghadapi hukuman mati di Salib. Semoga kami pun selalu setia kepada kehendak Bapa, juga kalau karena kesetiaan itu kami harus menderita seperti Engkau. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P. Tuhan, kasihanilah kami
U. Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini.
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Anak domba tak bersalah, ajar kami pun berpasrah, taat pada Bapa-Mu


Perhentian 2 : Yesus Memanggul Salib

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Yesus tidak bersalah, namun dijatuhi hukuman mati. Setelah diolok-olok, diludahi, dimahkotai duri, dan disesah, Yesus dibawa keluar dari balai pengadilan untuk disalibkan. “Sambil  memikul salib-Nya Yesus pergi ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota.” (Yoh 19:17)

Dengan memanggul sendiri Salib-Nya, Yesus telah mengajar kita, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” (Luk 9:23)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur karena boleh ambil bagian dalam Salib-Mu. Engkau mengizinkan kami seperasaan dan sependeritaan dengan Dikau. Semoga kami setia memikul salib kami, yang kecil dan ringan bila dibandingkan dengan Salib-Mu, supaya kami patut disebut pengikut-Mu, Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Kayu Salib Dia panggul, mari kita pun memikul, salib kita di dunia.

 Perhentian 3 : Yesus Jatuh untuk Pertama Kali

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Perjalanan Yesus menuju Golgota semakin lama semakin jauh meninggalkan kota. Banyak darah keluar dari luka-luka-Nya. Badan lelah, penat dan lemah. Beban salib pun terasa semakin berat. Apalagi masih diperberat dengan penderitaan batin: ditinggalkan oleh para murid-Nya, ditolak oleh bangsa-Nya, dan dijatuhi hukuman mati kendati tidak bersalah.

Sungguh bukan hanya salib yang dipanggul Yesus, melainkan juga dosa-dosa kita. “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, Dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; hukuman yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepada-Nya.” (Yes 53:5)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur karena Engkau berkenan memanggul dosa-dosa kami. Kami yang berbuat dosa, tetapi Engkau yang menanggung hukumannya. Semoga kami tidak lagi memperberat beban yang harus Kau tanggung. Sebaliknya, semoga kami selalu berusaha meringankannya dengan bertobat dan dengan meringankan beban orang lain, agar langkah kami pun lebih ringan untuk mengikuti Engkau, Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Tuhan Yesus, tolong kami bila kami jatuh lagi karena salib yang berat.

Perhentian 4 : Yesus Berjumpa Dengan Ibu-Nya

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Para murid Yesus telah lari, sehingga Yesus harus menapaki jalan sengsara-Nya seorang diri. Tetapi dalam perjalanan sengsara ini ternyata masih ada Maria, ibu-Nya, yang setia menderita bersama Dia. Ibu Yesus ternyata bukan hanya Maria. Yesus sendiri menegaskan, “Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku!” (Mat 12:50)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur atas teladan Ibu Maria dalam mendampingi orang yang menderita. Semoga karena teladan Maria, kami  didorong untuk lebih berani ambil bagian dalam penderitaan dan keprihatinan sesama, lebih-lebih yang berada disekitar kami. Bantulah kami menjadi sahabat sejati bagi orang yang menderita, dan dengan demikian menjadi sahabat-Mu sendiri. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian:
O Maria, bunda kudus, yang setia ikut Yesus, Kau teladan hidupku.

Perhentian 5 : Yesus Ditolong Simon dari Kirene

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Yesus sangat letih dan lemah, padahal tempat yang dituju masih jauh. “Maka para serdadu menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu diletakkan salib Yesus diatas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.” (Luk 23:26)

Memanggul Salib merupakan ukuran kelayakan seorang pengikut Yesus, karena Yesus sendiri bersabda, "Barangsiapa tidak memikul salib-Nya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” (Mat 10:38)

Jadi, bagi orang Kristen salib sungguh tidak terelakkan. Salib adalah beban yang harus kita pikul. Namun, kita akan mampu memikul beban berat itu kalau kita saling membantu. “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Maka kamu memenuhi hukum Kristus!” (Gal 6:2)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, melalui Simon dari Kirene engkau mengajar kami untuk meringankan beban penderitaan orang lain. Kami bersyukur karena, melalui hal-hal yang kecil, kami Kau perkenankan ambil bagian dalam Salib-Mu yang berat. Semoga demi Engkau kami tidak takut menolong sesama kami yang sedang menderita, apa pun resikonya, sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Apa pun yang kau lakukan bagi para penderita, pada Tuhan berkenan.

 Perhentian 6 : Wajah Yesus Diusap oleh Veronika

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Wajah Yesus kotor oleh darah, keringat dan debu. Semarak dan ketampanan wajah-Nya terasa sirna. Tepatlah gambaran Yesaya, “Banyak orang akan tertegun memandang Dia; begitu buruk rupa-Nya, tidak seperti manusia lagi; dan tampaknya tidak seperti anak manusia lagi. Ia tidak tampan dan semaraknya pun tidak ada, sehingga kita tidak tertarik untuk memandang Dia; dan rupa pun tidak sehingga kita tidak menginginkannya. Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; Ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap Dia.” (Yes 52:14 ; Yes 53:2-3)

Kendati begitu masih ada orang yang bersimpati pada Yesus, yakni Veronika. Ia maju mendekati Yesus, lalu mengusap wajah-Nya. Dengan tindakannya yang sederhana Veronika telah menolong orang yang menderita, menghibur orang yang berduka. Ia memberi contoh kepada kita mengamalkan amanat salah seorang Rasul Yesus, “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis!” (Rm 12:15)

 Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, ampunilah kami yang sering takut menolong orang yang sedang menderita. Semoga teladan Veronika membuat kami berani berbuat sesuatu, meskipun kecil, untuk meringankan beban mereka yang sedang menderita. Dengan demikian kami meringankan pula beban-Mu. Sebab Engkaulah telah menderita demi kami. Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Bila kita meringankan duka orang yang sengsara, Tuhan Allah berkenan.

Perhentian 7 : Yesus Jatuh Untuk Kedua Kalinya

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Kendati sudah ditolong oleh Simon dari Kirene dan wajah-Nya sudah dibersihkan, tubuh Yesus tidak bertambah segar. Salib yang menindih dipundak-Nya terasa semakin berat. Perjalanan masih jauh. Yesus semakin payah.
Untuk kedua kalinya Yesus jatuh. Meskipun begitu dengan tabah dan teguh hati Ia bangun. Diangkat-Nya kembali Salib berat itu; Ia meneruskan perjalanan tanpa mengeluh.

Apa yang dinubuatkan Yesaya kini menjadi kenyataan, “Dia dianiaya, Dia membiarkan diri ditindas, dan tidak membuka mulut-Nya, seperti anak domba yang dibawa ke tempat pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, Ia tidak membuka mulut-Nya.” (Yes 53:7)

Hening
P. Ya Yesus yang tabah, bantulah kami agar kami mampu bangkit dari kelemahan-kelemahan kami. Semoga kami mampu memperbaiki diri, dan berani bangkit dari dosa-dosa kami, seperti Engkau bangkit kembali ketika jatuh tertimpa Salib. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Bilamana kami goyah dan tercampak karena salah ya Tuhan, tegakkanlah.

Perhentian 8: Yesus Menghibur Perempuan-perempuan Yang Menangisi-Nya

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Takkala Yesus menapaki jalan Salib-Nya menuju Golgota, banyak orang mengikuti Dia; diantaranya banyak wanita yang menangisi dan meratapi Dia. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata, “Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!” (Luk 23:28)

Kita sering tidak punya waktu dan hati untuk orang lain. Kita sibuk dengan diri kita sendiri saja. Apalagi kita gampang merasa bahwa penderitaan kitalah yang paling berat, dan orang lainlah penyebab penderitaan kita. “Kita sendiri susah, mana mungkin harus menghibur orang lain?” Beginilah kita sering membela diri.

Yesus memberi teladan supaya kita menghibur orang lain, meskipun kita sendiri sedang menderita. Tetapi lebih dari itu, kita perlu menangisi diri kita sendiri, kita perlu bertobat dan mengajak orang lain untuk bertobat.

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus yang maharahim, kami bersyukur karena Engkau mengingatkan kami akan dosa kami. Memenuhi amanat-Mu, semoga kami berani meratapi dosa-dosa kami. Bantulah kami bangkit dari dosa dan kelemahan kami, lalu mengusahakan hidup yang berkenan pada-Mu. Bantulah kami untuk memperhatikan orang-orang yang menderita di sekitar kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Dalam tobat yang sejati, kini akan kuratapi dosa dan pelanggaran.

Perhentian 9 : Yesus Jatuh Untuk Ketiga Kalinya

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Hari semakin panas. Jalan yang menuju puncak Golgota semakin menanjak. Tubuh Yesus yang semakin lemah tidak mampu menahan beban Salib yang berat. Untuk ketiga kalinya Yesus jatuh. Tubuh-Nya terbanting di tanah yang berbatu-batu. Darah kembali mengucur dari luka-luka-Nya. Dengan sisa tenaga-Nya, Yesus berusaha bangun. Yesus mau menyelesaikan perjalanan sampai ke puncak Golgota. Cinta-Nya kepada manusia dan ketaatan-Nya kepada Bapalah yang memberikan kekuatan begitu besar kepada Yesus.

Beban Yesus makin berat kalau kita sering jatuh ke dalam dosa; atau kalau kita menjatuhkan orang lain. Dengan jatuh dan bangun lagi Yesus mengajar kita untuk tidak putus asa. Kalau kita jatuh dalam dosa, kita bangun lagi.

Hening
P. Ampunilah dosa-dosa kami, ya Yesus yang maharahim. Bebaskanlah kami dari belenggu dosa yang memenjarakan kami. Tuntunlah langkah kami mengikuti jalan-Mu; jalan menuju ke hidup kekal. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Bila hatiku gelisah karena dosa dan derita, tangan-Mu ulurkanlah.

Perhentian 10 : Pakaian Yesus Ditanggalkan

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Sesampai di puncak Golgota para prajurit menanggalkan pakaian Yesus dengan paksa. Mereka mengambil pakaian Yesus, lalu membaginya menjadi empat bagian; untuk tiap-tiap prajurit satu bagian. Demikian juga jubah-Nya mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas sampai ke bawah hanya satu tenunan. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain; “Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatkannya.” Maka genaplah yang ada tertulis dalam  Kitab Suci, “Mereka membagi-bagikan pakaian-Ku diantara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku.” (Yoh 19:23-24)

Yesus telah menjadi manusia yang paling hina. Bagaimanakah sikap kita terhadap-Nya? Sudahkah seperti yang dikatakan Yesus pada hari penghakiman? “Ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Sebab sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang yang paling hina ini, kamu melakukannya untuk Aku.” (Mat 25:36)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur karena dengan dihinakan di Salib Engkau telah memulihkan martabat kami yang cemar akibat dosa. Semoga kami mampu menjaga martabat kami yang luhur dan suci, serta menghindari hal-hal yang merendahkan martabat kami. Terlebih, semoga kami selalu menaruh hormat dan menjaga martabat-Mu sendiri yang Kau pertaruhkan dalam diri sesama kami. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Pakaian-Mu dibagikan, martabat-Mu direndahkan; Kau tinggikan harkatku.

Perhentian 11 : Yesus Disalibkan

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Sampailah mereka di tempat yang bernama Golgota, yang berarti: Tempat Tengkorak. Para serdadu memberikan anggur bercampur mur kepada Yesus, tetapi Yesus menolaknya. Kemudian mereka menyalibkan Dia. (Mrk 15:22-24a)

“Manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Yesus, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.” (Rm 6:6)

Hening
P.  Tuhan Yesus Kristus, kami bersyukur Engkau berkenan menanggung sengsara di Salib untuk membebaskan kami dari kekuasaan dosa. Berilah kami kekuatan untuk menyalibkan dosa-dosa kami, agar kami kelak Kau bangkitkan dan boleh menikmati kebahagiaan bersama Engkau. Sebab Engkaulah Tuhan kami kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Dari Salib Kau melihat tak terbilang yang menghujat, berapakah yang taat.

Perhentian 12 : Yesus Wafat di Salib

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Ketika itu hari sudah kira-kira pukul dua belas, lalu kegelapan meliputi seluruh daerah itu sampai pukul tiga, sebab matahari tidak bersinar. Dan tabir Bait Suci terbelah dua. Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring, “Ya Bapa , ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku!” Dan sesudah berkata demikian, Yesus menyerahkan nyawa-Nya (Luk 23:44-46)

 Semua hening sejenak merenungkan wafat Tuhan

Kepala pasukan dan prajurit-prajurit yang menjaga Yesus menjadi sangat takut menyaksikan wafat Yesus secara demikian. Mereka berkata, “Sungguh orang ini adalah Anak Allah!” (Mat 27:54)

“Jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga bersama Dia. Maka hendaklah kita semua sadar: Kita telah mati bagi dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rm 6:8.11)

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, melalui wafat-Mu di Salib, Engkau telah menyelamatkan kami. Semoga kami yang telah mengenal misteri Salib dan mengamalkannya di dunia ini kelak boleh menikmati buah-buah penebusan dalam kerajaan Surga bersama Engkau, Tuhan kami, untuk selama-lamanya.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Biji mati menghasilkan buah yang berkelimpahan; wafat-Mu menghidupkan.

Perhentian 13 : Yesus Diturunkan dari Salib

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. Di dekat Salib Yesus berdirilah Maria, ibu-Nya, saudara ibu-Nya Maria istri  Kleopas, dan Maria Magdalena. Salah seorang prajurit menikam lambung Yesus, dan segera keluarlah darah serta air (Yoh 19:25,43). Hari mulai malam. Maka Yusuf dari Arimatea, yang telah menjadi murid Yesus, memberanikan diri menghadap Pilatus untuk meminta jenazah Yesus. Pilatus heran waktu mendengar bahwa Yesus sudah mati. Maka ia memanggil kepala pasukan dan bertanya kepadanya  apakah Yesus sudah mati. Setelah mendengar keterangan kepala pasukan, ia berkenan memberikan jenazah Yesus kepada Yusuf. Kemudian Yusuf menurunkan jenazah Yesus (Mrk 15:42-46)

Maria menerima jenazah Yesus di pangkuannya. Maria melaksanakan apa yang pernah dikatakannya, “Aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu.” (Luk 1:38) Maria memang pantas menjadi teladan bagi setiap orang beriman. Ketika Yesus menderita, ia tetap setia berada di samping-Nya.

Hening
P. Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah membarui dunia lewat sengsara-Mu yang mengagumkan. Resapkanlah dalam diri kami karya belaskasih-Mu ini, sehingga kami selalu ingat akan misteri agung ini, dan boleh mengabdikan diri kami seutuh-Nya hanya kepada-Mu. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Salib tanda kehinaan jadi lambang kemenangan karena Tuhan t’lah menang.

Perhentian 14 : Yesus Dimakamkan

P. Kami menyembah Dikau, ya Tuhan, dan bersyukur kepada-Mu.
U. Sebab dengan Salib Suci-Mu Engkau telah menebus dunia.

L. “Para murid mengambil jenazah Yesus, mengafaninya dengan kain lenan, dan memburatinya dengan rempah-rempah menurut adat orang Yahudi bila menguburkan mayat. Dekat tempat Yesus disalibkan ada suatu kubur baru yang didalamnya belum pernah dimakamkan seseorang. Maka mereka membaringkan mayat Yesus di situ”. (Yoh 19:40-42).

“Kita semua, yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya. Oleh pembaptisan kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia, supaya, sama seperti Kristus dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup secara baru.” (Rm 6:3-4)

Hening
P.  Ya Tuhan Yesus Kristus, Engaku telah turun ke bumi dan telah naik ke surga dengan mulia. Semoga kami yang telah dikuburkan bersama Engkau dalam pembaptisan, boleh bangkit pula bersama Engkau untuk hidup abadi. Sebab Engkaulah Tuhan kami, kini dan sepanjang masa.
U. Amin

P: Tuhan, kasihanilah kami
U: Allah, kasihanilah kami, orang berdosa ini
    Bapa Kami...

Nyanyian;
Tuhan Yesus dimakamkan, masuk alam kematian, sampai bangkit mulia.

Doa Penutup
L. Saudara-saudari, walaupun dalam rupa Allah, Yesus tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya, la mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, la merendahkan diri dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama yang di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuk lututlah segala yang ada di langit, yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: Yesus Kristus adalah Tuhan, untuk kemuliaan Allah Bapa (Flp 2:5-11).

Nyanyian;
S. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja kemuliaan kekal.
U. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja kemuliaan kekal.
S. Tuhan sungguh sudah bangkit; baginya hormat dan kekuasaan selama-lamanya.
U. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja kemuliaan kekal.


P. Marilah kita berdoa. (Hening) Ya Allah yang maha pengasih, kami bersyukur karena kami boleh mengenangkan Yesus yang sengsara dan wafat demi keselamatan kami. Limpahkan berkat-Mu atas kami yang mengharapkan kebangkitan bersama Dia. Semoga karena berkat-Mu, kami boleh bertumbuh dalam iman dan keyakinan akan kebahagiaan abadi. Demi Kristus, Tuhan kami.
U. Amin.

Jalan Salib dituup dengan nyanyian yang sesuai.

Jumat, 24 Februari 2012

Novena Kanak-Kanak Yesus


(Pada waktu mendesak)

(Harus didoakan selama sembilan hari berturut-turut)

Yesus, Engkau bersabda, "Mintalah maka kamu akan menerimanya, carilah maka kamu akan menemukan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, aku mengetuk, aku mencari, aku memohon kabulkanlah doaku.

(Permohonan Pribadi Anda.......)

Yesus, Engkau bersabda, "Semua yang kau mohon atas namaKu Bapa akan mengabulkanNya". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, dengan rendah hati, dengan sangat aku memohon kepada BapaMu demi namaMu, kabulkanlah doaku.

(Permohonan Pribadi Anda.......)

Yesus, Engkau bersabda, "surga dan bumi akan lenyap,tetapi sabdaKu tidak akan lenyap". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang suci, aku yakin bahwa doaku akan dikabulkan.

(Permohonan Pribadi Anda.......)

Novena Tiga Salam Maria



Bunda Maria, Perawan yang kuasa, bagimu tiada sesuatu yang mustahil, karena kekuasaan yang dianugerahkan Tuhan yang mahakuasa kepadamu. Maka dengan sangat aku mohon bantuanmu dalam kesulitanku. Janganlah kiranya engkau meninggalkan daku, sebab engkau pasti dapat menolong; meski dalam perkara sulit yang tak ada harapannya sekali pun, engkau tetap menjadi penolong.

Baik keluhuran Tuhan, kehormatan namamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah, jika engkau sudi mengabulkan permohonan ini. Oleh karena itu, kalau permohonan ini benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan yang mahakasih dan mahasuci, aku mohon dengan sangat, ya Bunda yang kuasa dalam permohonan, sudilah kiranya Bunda meneruskan permohonanku ini ke hadirat putramu, Yesus, yang pasti takkan menolakmu.

Pengharapanku yang besar ini berdasarkan kekuasaan tak terbatas, yang dianugerahkan Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati kekuasaanmu aku berdoa bersama Santa Mechtildis, yang kau beritahu tentang latihan kebaktian 'Tiga Salam Maria' yang sangat besar manfaatnya.

Salam Maria...3X
Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.
Permohonan Pribadi (...)

Perawan suci, Takhta kebijaksanaan, berkat sabda Allah kebijaksaan ilahi telah tinggal di dalam dirimu. Engkau telah dianugerahi pengetahuan ilahi tak terhingga oleh putramu, karena sebagai makhluk paling sempurna engkau dapat menerimanya. Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapi, betapa besar pertolongan yang kuharapkan darimu.

Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur berkat segala kesanggupan dan kedermawanan budimu demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda menolong dengan segala cara yang paling tepat, agar tercapailah maksudku itu.

Bunda Maria, Bunda kebijaksanaan ilahi, berkenanlah mengabulkan permohonanku yang penting ini. Aku mohon ini berdasarkan kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan kepadamu oleh Sabda Ilahi, putramu.

Bersama Santo Antonius dari Padua dan Santo Leonardus dari Porto Mauritio, pewarta kebaktian "Tiga Salam Maria" yang rajin, aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaanmu yang tiada taranya.

Salam Maria.....3X
Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.
Permohonan Pribadi (...)

Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda kerahiman sejati, yang akhir-akhir ini disebut 'Bunda yang penuh belas kasih', aku datang kepadamu, dan mohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku.

Aku tahu bahwa aku tak pantas mendapat kurnia itu, sebab kerap kali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Yesus, putramu.

Betapa pun besar kesalahanku, aku sangat menyesal karena telah melukai Hati Kudus Yesus dan hati kudusmu.

Engkau telah memperkenalkan diri sebagai 'Bunda para pendosa yang bertobat' kepada Santa Brigita. Maka, ampunilah kiranya segala tidak tahu terima kasihku yang sudah-sudah. Ingatlah saja akan keluhuran Tuhan serta kerahiman dan kebaikan hatimu, yang akan terpancar dengan mengabulkan anugerah permohonan ini dengan perantaraanmu.

Bunda Perawan yang penuh kebaikan, lembut hati dan manis, belum pernah engkau membiarkan yang datang mohon pertolonganmu.

Atas kerahiman dan kebaikanmu, dan lewat doamu aku mengharap dengan sangat anugerah Roh Kudus. Dan demi keluhuran namamu, bersama Santo Alfonsus Maria de Liguori, rasul kerahimanmu serta guru kebaktian 'Tiga Salam Maria' ini, aku berdoa untuk menghormat kerahiman dan kebaikanmu.

Salam Maria....3X
Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.
Permohonan Pribadi (...)


Picture Bunda Maria